Investasi di dunia periklanan digital, termasuk videotron, memang terlihat menjanjikan. Bagaimana tidak, layar besar yang menyala terang di pinggir jalan ini mampu menarik perhatian ribuan pasang mata setiap harinya. Tapi, di balik potensi keuntungannya yang menggiurkan, ternyata banyak investor terjebak dalam berbagai kesalahan yang merugikan.
Nah, supaya Anda tidak ikut salah langkah, yuk ketahui apa saja kesalahan umum dalam investasi videotron dan bagaimana cara cerdas untuk menghindarinya. Siapa tahu, setelah menyimak ini, Anda jadi bisa mengambil keputusan yang lebih tepat dan semakin cuan!
Kesalahan Investasi Videotron dan Cara Mengindarinya
Meski terlihat sederhana, investasi videotron punya tantangan tersendiri. Banyak yang tergiur cuan besar, tanpa memahami kebutuhan teknis dan tujuan penggunaannya. Nah, untuk Anda yang ingin mulai menggunakan videtron, yuk, pahami beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dan cara menghindarinya berikut ini!
1. Fokus pada Harga, Bukan Kualitas
Banyak orang tergiur dengan videotron berharga murah, padahal kualitas komponennya belum tentu terjamin. Pilihan seperti ini sering berujung pada tampilan yang tidak maksimal atau kerusakan dini. Untuk menghindarinya, Anda sebaiknya menilai spesifikasi teknis seperti pixel pitch, kecerahan, dan ketahanan terhadap cuaca, dan memastikan vendor menawarkan garansi dan dukungan teknis yang jelas.
Baca juga: Simak! Hal yang Harus Diperhatikan dalam memilih Videotron
2. Salah Menentukan Spesifikasi
Kesalahan selanjutnya, yaitu memilih spesifikasi tanpa mempertimbangkan lokasi pemasangan dan jarak pandang. Misalnya, menggunakan videotron indoor untuk keperluan outdoor bisa menyebabkan tampilan kurang terang dan mudah rusak.
Solusinya, sesuaikan spesifikasi dengan lokasi dan jarak pandang. Untuk outdoor, pastikan tahan air dan debu (minimal IP65), dan pilih tingkat kecerahan tinggi agar tetap terlihat jelas di siang hari.
3. Mengabaikan Biaya Jangka Panjang
Banyak pengguna hanya memperhitungkan harga pembelian awal, tanpa memikirkan biaya tambahan seperti instalasi, konsumsi listrik, atau pemeliharaan rutin. Oleh karena itu, penting untuk menghitung total biaya kepemilikan (total cost of ownership) dan berkonsultasi dengan vendor tentang estimasi biaya operasional selama masa pakai.
4. Memilih Vendor Abal-Abal
Tidak sedikit pemilihan vendor tidak didasari portofolio atau kredibilitasnya. Nah, padahal itu berisiko tinggi, terutama saat Anda membutuhkan dukungan teknis di kemudian hari. Agar lebih aman, pilih vendor yang memiliki rekam jejak profesional, lengkap dengan proyek yang pernah ditangani, ulasan pelanggan, dan kesiapan tim teknis untuk mendampingi Anda selama dan setelah proses pemasangan.
Baca juga: Cari Videotron di Semarang? GSI Jadi Pilihan Terbaik Iklan Anda
5. Menganggap Remeh Layanan Purna Jual
Layanan purna jual dianggap bukan prioritas, padahal komponen videotron bisa saja mengalami gangguan setelah beberapa waktu. Jika vendor tidak menyediakan dukungan teknis, proses perbaikan bisa memakan waktu dan biaya lebih besar. Untuk mencegah hal ini, pastikan sejak awal vendor menyediakan layanan perawatan rutin, teknisi yang responsif, dan ketersediaan suku cadang.
Jadi, investasi videotron memang bisa jadi peluang besar, asalkan Anda tidak asal jalan. Kesalahan-kesalahan yang kelihatannya sepele tadi bisa berdampak besar jika tidak diantisipasi sejak awal. Mulai dari spesifikasi yang tidak sesuai sampai biaya tersembunyi yang membuat kaget di tengah jalan.
Intinya, semakin paham apa yang perlu diperhatikan sebelum investasi, semakin besar juga peluang Anda untuk untung maksimal tanpa masalah di belakang hari. Nah, sekarang saatnya Anda ambil langkah bijak dan pastikan investasi videotron tidak hanya bagus di tampilan, tapi juga kuat dari segi perencanaan dan teknis!
